Sabtu, 30 Juni 2012

Tugas praktikum pembuatan teh alami


BAB I
PENDAHULUAN
Latar belakang  
Teh merupakan minuman khas masyarakat indonesia dan the juga menjadi salah satu minuman tradisional dibeberapa negara di dunia, itu artinya the sanfat familiar dan sudah tidak asing lagi, karena rasa dank has yang sangat menarik untuk dikonsumsi. Dicliptera chinensis Ness Nama umum indonesia
Klasifikasi
Kingdom         : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom    : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi    : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi               : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas               : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas        : Asteridae
Ordo                : Scrophulariales
Famili              : Acanthaceae
Genus              : Dicliptera
Spesies: Dicliptera chinensis Ness

a.      Tujuan
ü  Menghasilkan formulasi minuman liang teh kaya anti oksidan daun Dicliptera chinensis terbaik pada berbagai konsentrasi daun dicliptera chinensis berdasarkan fisikokimia dan sensori.
b.      Waktu pelaksanaan : Praktikum diadakan pada hari Rabu,13 Juni 2012 (membuat minuman) dan Sabtu,16 Juni 2012 (test sensori) di lab THP
BAB II
LANDASAN TEORI

Liang teh adalah sebutan untuk ramuan bunga, daun, biji, akar,atau buah kering untuk membuat minuman herbal penyegar yang rasanya seperti teh atau dikenal dengan nama liang teh oleh masyarakat Pontianak. Walaupun disebut “teh”,minuman herbal atau liang teh ,minuman herbal ini tidak mengandung daun dari tanaman teh (camelia sinensis).Hasil wawancara peneliti dengan beberapa pedagang Liang teh di Kota Pontianak, ciri dari liang teh yang terbuat dari daun pinten (dicliptera chinensis) yang kadang –kadang ditambah dengan daun tumbuhan lain seperti daun nanas kerang (Rhoeo discolor),daun wungu (Graptophylum Pictum Griff) daun anggur jawa (vitis japonica),daun pegagan (cantella asiatica L),daun mint (Mentha Cordifolia) baik yang diberikan secara kombinasi atau tunggal dari daun-daun tambahan tersebut.Namun demikian yang terutama membuat coklat dan rasa Liang teh adalah daun pinten.
Masyarakat pontianak mengkonsumsi liang teh yang secara turun temurun karena dianggap mampu menghambat penuaan kulit dan menjaga kesehatan dari panas dalam dan terhindar dari penyakit degeneratif seperti hati,diabetes,dan kolesterol.Walaupun secara ilmiah khasiat dari liang teh masih perlu penelitian yang lebih mendalam.Masyarakat Pontianak membuat liang teh dengan resep turun-temurun,yaitu dengan merebus daun pinten segar sekitar 50 gam untuk membuat 1 liter liang teh,namun demikian berat daun pinten untuk masing-masing pembuat minuman tersebut bervariasi demikian tingkat ketuaan daun.
Dicliptera chinensis merupakan tanaman herbal yang biasanya terdapat ditepi sungai atau pinggir-pinggir jalan.Di daerah Pontianak,berdasarkan survey belukar disepanjang jalan, pinggiran sungai atau pematang ladang sehingga secara mutu sangat bervariasi.Namun demikian memang ada beberapa yang ditanam dipekarangan rumah sebagai tanaman obat keluarga.
Sejak lama, Teh Liang terkenal karena khasiatnya. Oleh masyarakat China, tehinibiasadiminum di musimpanas di manabanyak orang yang menderita panas dalam dan radang tenggorokan. Apalagi ramuan dan bahan-bahantehlianginiterdiridariakar-akaran, dauncincau, supti (penghitam teh yang berbentuk bundar) dan beberapa ramuan herbal China yang mengandung unsur yang menyejukkan.

















BAB III
METODE KERJA
Alat
Bahan
  Gelas beker
  Kertas saring
  pH meter
  pipet tetes
  Peralatan uji organoleptik
  Outplate
  Penyaring
  Refractometer
  Timbangan analitik
  Gula pasir
  Amilum 1%
  Aquades
  Yodium 0,1 N

Prosedur kerja
«  Siapkan daun  pinten (Dicliptera Chinensis) dilakukan penyianagn dan penimbangan sesuai masing-masing perlakuan setiap kelompok.
«  Pencucian bersih daun pinten
«  Pemanasan air,masukan daun pinten dimasak 30 menit dengan suhu 100° Cdilakukan penyaringan.
«  Simpan diwadah.




Diagram alir prosedur Kerja

Daun pinten
pencucian dan pemotongan

Cecahan daun pinten

Perebusan dengan suhu 100°C selama 30 menit.





Gula

Liang Teh

Analis vit C,pH meter,total padatan terlarut dan sensori
















BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

a.      Hasil

Perlakuan
Daun tua
Daun muda
Daun muda dan tua
No
Kelompok 1
Kelompok 2
Kelompok 3
Brix
pH
Vit C
Brix
pH
Vit C
Brix
pH
Vit C

1
2
3

7,20
7,40
7,40

6,38
6,79
6,76

0,30
0,15
0,20

6,2
6,2
6,2


7,05
6,85
6,75

0,25
0,25
0,25

7,4
7,6
7,6

6,92
6,91
6,90

0,30
0,30
0,30





















Tabel hasil pengukuran Brix,pH dan vitamin C
Perlakuan
Kepekatan
Warna

Daun muda
Tidak pekat
Bening
Daun tua
Sangat pekat
Coklat kemerahan
Campuran daun tua dan muda
Sedang
Coklat


Tabel kepekatan warna berdasarkan perlakuan










b.      Pembahasan

Uji amilum dilakukan untuk mengetahui kandungan vitamin C yang terdapat pada daun pinten yang telah diolah menjadi liang teh. Perlakuan diulang sebanyak tiga kali berturut-turut,daun pinten yang telah diolah dibagi kedalam tiga gelas,masing-masing untuk uji pH,kandungan vitamin C dan brix.
Ø  Uji Amilum
Pati atau amilum adalah karbohidrat kompleks yang tidak larut dalam air, berwujud bubuk putih, tawar dan tidak berbau. Pati merupakan bahan utama yang dihasilkan oleh tumbuhan  untuk menyimpan kelebihan glukosa (sebagai produk fotosintesis) dalam jangka panjang. Hewan dan manusia juga menjadikan pati sebagai sumber energi yang penting. Pati tersusun dari dua macam karbohidrat, amilosa dan amilopektin, dalam komposisi yang berbeda-beda. Amilosa memberikan sifat keras (pera) sedangkan amilopektin menyebabkan sifat lengket. Amilosa memberikan warna ungu pekat pada tes iodin sedangkan amilopektin tidak bereaksi. Penjelasan untuk gejala ini belum pernah bisa tuntas dijelaskan.Dalam praktikum uji amilum digunakan lugol. Lugol digunakan untuk menguji apakah suatu makanan mengandung karbohidrat atau tidak. Bila makanan yang kita tetesi lugol menghitam, maka makanan tersebut mengandung karbohidrat. Semakin hitam berarti makanan tersebut banyak kandungan karbohidratnya.

Ø  Uji pH
pH adalah ukuran tingkat keasaman, uji pH dilakukan untuk mengetahui pH dari daun pinten. pH dari ketiga perlakuan dari ketiga kelompok rata-rata 6.


Ø  Uji brix
Refractometer adalah alat untuk menemukan indeks kematangan. Dasar : Gula merupakan zat padat buah kandungan dalam jus dari buah-buahan, penafsiran rasa manis dinyatakan dalam %SSC (Sucrose Solution Content). Tes sensori
Proses sensori adalah proses  masuknya rangsangan melalui indera otak (serebral) kemudian kembali melalui saraf motoris dan beerakhir dengan perbuatan.
Tes sensori dilakukan untuk mengetahui cita rasa dari Liang teh daun pinten serta melakukan perbandingan warna, kepekatan, tingkat kesukaan, aroma dan lain sebagainya. Dari beberapa sampel yang saya cicipi, secara pribadi saya tidak tertarik untuk mengkonsumsi Liang Teh tersebut mungkin karena rasa Liang Teh daun pinten belum familiar dikalangan sehingga saya rasa yang dijual dipasaran jauh lebih enak dan khas yang sangat wangi dan rasanya lebih nikmat disbanding Liang Teh daun pinten yang dilakukan pada waktu praktikum, setelah mencicipi beberapa kepala saya agak sedikit pusing karena mencium baunya yang sangat asing dan rasa kelat yang gak enak, kalau masalah warna itu tidak ada masalah.










BAB IV
PENUTUP
a.      Kesimpulan
Tidak ada perbedaan yang signifikan antara warna pada setiap bahan (pucuk, daun tua, dan campuran kaduanya) namun mengenai rasa dan aroma memang terdapat perbedaan yang nyata seperti aroma yang khas dan rasa yang agak sepat dan kelat yang kurang enak hal itu dipengaruhi oleh kandungan setiap daun dan pucuk yang berbeda sehingga mempengaruhi rasa, aroma dan kekelatannya..

b.      Saran
Liang Teh aslinya merupakan minuman tradisional China yang bisa digunakan sebagai obat tradisonal. Untuk rasa yang lebih baik sebaiknya ditambah perasa yang berbahan tradisional pula karena selera setiap orang sangat berbeda-beda. Buatlah Liang Teh yang lebih enak dan wangi yang sedap sehingga dapat dikonsumsi oleh seluruh kalangan masyarakat yang suka mengkonsumsi teh setiap hari. .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar